Sociallist - Gabung disini

Selasa, 19 April 2011

“Polemik Kehidupan Beragama di Era Baru”



Fenomena era baru telah merambah keseluruh belahan dunia, tak ketinggalan pun kampung-kampung dan pedesaan sudah diwabahi oleh pelbagai penyakit Globalisasi tersebut, realita penyebabnya_mulai dari menjamurnya industri-industri canggih, mode dan trend yang dirancang Negara-negara maju, sengaja untuk ditujukan ke negara-negara berkembang. Tidak hanya itu para petinggi dunia kedua pun sudah mulai menerorkan aksi yang berakibat kemerosotan moral.
Kehidupan di era modern ini memang telah banyak membawa dampak negatif  bagi kehidupan umat manusia, banyaknya remaja dan pemuda yang kehilangan jati dirinya sebagai estafet penerus pembangunan mental dan fisik. Maka tak heran dewasa ini, banyak perilaku remaja yang menyimpang dari norma yang berlaku, namun, akankah kita sadari ini? Lantas apa penyebab konkritnya? Menurut teori kehidupan yang tak kalah pentingnya kebanyakan mereka terpengaruh oleh dampak lingkungan yang membawa pengaruh buruk bagi mental pribadi masing-masing. Pudarnya menerapkan konsep Istiqomah di akhir-akhir ini, tanggung jawab pun diabaikan, foya-foya serta mabuk-mabukan yang hanya bersifat kesenangan sesaat menelorkan kegelapan bagi generasi yang baru terbit ini. Sementara, budaya barat semakin mencengkram kehidupan ini. Banyak orang yang terbuai dengan rakitan orang-orang itu sehingga melemahkan kreativitas dalam negeri.
Barat meracuni konsep kehidupan budaya timur_yang diracuninya adalah “cara berpikir”, alhasilnya merubah ideology bangsa timur dengan dalil barat. Inilah akal-akalan politik era modern_siapkah kita menghadapinya?
###
Sebenarnya keunggulan dunia ini di pelbagai persoalan kehidupan berada di prosedur agama islam secara keseluruhannya. Lahirnya nabiyullah Muhammad saw, memberikan pencerahan dan kesejukan disetiap segi kehidupan. Setelah Rasulullah  menyampaikan risalah hingga titik kesempurnaan, dan kemudian melahirkan ilmuwan-ilmuwan di bidang filsafat,teologi, dan logika karena dibarengi politik. Sehinga Masa kejayaan islam masa lalu, banyak membawa perubahan dan kemajuan. dan melahirkan ketengah-tengah kita pikiran-pikiran yang bisa diterapkan dalam setiap aspek kehidupan_andai kita mau berusaha menggalinya.
Tampaknya dewasa ini, usaha-usaha modernisasi yang condong kepada industrialisasi dan kapitalisme mengelaborasikan tujuan pendidikan modern_adalah tercapainya tujuan material yang berkembang menjadi rasa cinta terhadap pekerjaan dan mengesampingkan nilai-nilai dan norma-norma kemasyarakatan. Tentu saja ini adalah hal yang sangat menghawatirkan umat Islam terutama para generasi yang baru terbit.
Realitasnya adalah_materi menjadi penguasa dalam kehidupan_agar tercapainya segala kebutuhan dan kemewahan. Dan terjadilah tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma dan hukum.
Asosiasi dari perubahan di milenium baru ini merupakan problema yang tidak bisa di elakkan lagi. Hanya jalan satu-satunya yang terbaik_senantiasa berpikiran positif dan jernih, penerapannya dengan berpegang teguh kepada dalil-dalil terpercaya dan fatwa-fatwa kontemporer yang menjaga sentralis wahyu suci.
###
Perubahan munculnya, karena adanya suatu perkara akibat perkembangan zaman yang dihadapi oleh masyarakat. didaerah penulis sendiri, Kabupaten Lima Puluh Kota, Perubahan itulah yang sedang terjadi. Namun fenomena itu tidak hanya terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota. Di daerah lainpun memperlihatkan gejala yang sama.
Terutama kenakalan remaja yang semakin meningkat, seperti yang diberitakan Koran harian Singgalang (16 Januari 2011) menyebutkan, bahwa kenakalan remaja sudah sangat mengkhawatirkan dengan banyaknya remaja putri yang hamil pra-nikah. Ini menunjukkan lemahnya tuntunan dalam bimbingan ajaran agama.
Di Kabupaten Lima Puluh Kota sendiri, sudah jelas bahwa agama bukanlah lagi satu-satunya yang menjadi sumber Otoritas. Alhasilnya, walaupun dibimbing dengan didikan tanpa kiat-kiat yang modern pula_sesuai alur perkembangan zaman. mustahil akan bisa terwujud ukhuwah islamiyah yang baik. Sebab, akan dianggap sebagai keanehan dengan istilah-istilah ceplosan “Aden lo ka diajai-ajai en lae !!,alun lai_Bapak ambo se ndk sholat do!” dll. Maka tak heran kita banyaknya “Islam KTP” faktanya masyarakat Kab. Lima Puluh kota sering mengabaikan agama. Sebab tidak mengetahui manfaat dan tujuannya. Fenomena ini bisa kita lihat dari yang kebanyakan golongan muda-mudi dan dipersentase nomor dua para kaum lelaki dengan kisaran umur (25-40) dan diposisi ketiga para kaum hawa antara umur (25-35) dan yang terakhir para bapak-bapak dan ibu-ibu separoh baya hingga masa rentan tuanya. Realita ini menunjukkan sepinya tempat-tempat ibadah_yang dikunjungi hanya oleh generasi-generasi yang akan padam dan itu juga dominan kaun hawa yaitu para amak-amak/nenek. Walaupun ada beberapa tempat ibadah yang ramai, tapi itu tidak seberapa dibandingkan mayoritas penduduk daerah Kabupaten Lima Puluh Kota yang mengaku muslim.
Hasil survey dari pengalaman menunjukkan akan perubahan “degradasi makna” tersebut, bahwa fakta di Koto Baru, Simalanggang menunjukkan lemahnya bimbingan ajaran Islam. Yang hanya beberapa mesjid saja yang ramai dikunjungi dan itupun jarang ditemui generasi muda, ada sebagian anak-anak TPA/MDA dan itupun didominasi oleh kelompok anak sekolah SD saja. Memang ada beberapa jorong masyarakat yang mereka membentuk sebuah perkumpulan, misalnya_wirid pengajian_ dengan didatangkan para ustadz/zah dari dalam maupun luar daerah. Tetapi ini masih jauh dari nilai-nilai ketarbiyaannya, sebab Doktrin yang dikupas hanya masalah-masalah yang bersifat umum dan relatif disepelekan_tanpa ada penerapan yang serius dilapangan kehidupan.
Ormas-ormas islam disuatu daerah itu memang sangat dianjurkan untuk tetap mempertahankan keutuhan “Ukhuwah Islamiyah”, didalam prosedurnya agar terciptanya ketentraman disebuah kelompok tetaplah saling menghargai dan menjaga dengan menanamkam konsep-konsep kepemimpinan yang baik.
Ada beberapa program kelompok pengajian dan wiritan yasin di Kabupaten 50 Kota yang masih tetap menjaga nilai-nilai ukhuwah itu, misalnya dikelompok yasinan “Jambu Mawar” ada kesepakatan untuk mengaji yasin dirumah masing-masing individu kelompok secara bergantian disetiap malam jum’at dan dibentuknya semacam iuran/infak untuk keperluan Agama dimasyarakat dan kebutuhan makanan kecil kelompok Yasinan itu. Ada juga yang menabung dan dihimpun dalam seseorang sehingga disana Nampak jelas system mudharabah.
Kita termasuk penulis, alangkah bahagia, tentram dan damainya kehidupan ini, kalau kita terapkan ukhuwah islamiyah ini ditengah-tengah kelompok masyarakat makro kehidupan milenium baru ini bukan hanya didalam sebagian kecil kelompok saja. Inilah yang sering dilupakan sengaja atau tidaknya oleh para pemimpin kita saat ini, di Minangkabau istilah pemimpin sebagai orang yang ditinggikan sarantiang didahulukan salangkah, tentunya haruslah bersikap lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi masyarakat atau bawahannya. Kehilangan moral dam aqidah para penguasa kita ini terkadang penyebab timbulnya kerusuhan di masyarakat atau suatu lembaga. Sebagai kacamatanya, materi lebih unggul dan jago dari pribadinya sehingga terjadilah korupsi, kolusi, dan nepotisme. Maka problema inilah yang sangat berdampak bagi lemahnya kerukunan internal umat Islam dalam masyarakat. Dana ekonomi yang seharusnya untuk pembangunan masyarakat dan daerah sering dipindahkan ke saku dan digunakan untuk kemewahan sendiri. Maka tidak heran munculnya perkara akibat perkembangan sosial yang dihadapi oleh bangsa ini.
Dampak ini mengacu pada krisis ekonomi dan sosial. Misalnya bagi kalangan menengah kebawah mereka bingung untuk biaya kehidupan yang semakin tinggi, mau tak mau harus menempuh “jalan lain” untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Cara lain atau jalan lain  inilah yang banyak menyebabkan berkurangnya populasi dari komunitas umat Islam. Misalnya saja, diPayakumbuh setidaknya ada dua agama yang berpengaruh Islam dan Kristen. Komunitas Kristen diPayakumbuh yang pendatang relatif dari keturunan tiong ha umumnya mereka itu serba mewah dan elit-elit. Lalu bagaimana dengan nasib umat islam pribumi yang banyak dan relatif  awam dan minim pengetahuan agama mereka. Jawabannya_akhir-akhir ini banyak terrjadi “Permurtadtan”. Jadi kita tidak bisa mengandalkan komunitas yang banyak tanpa ada ikatan ukhuwah secara ilmiah yang cepat dan tepat.
Untuk bisa mengatasi atau meminimalisir permasalahan pada umat islam saat ini, ada baiknya strategi yang akan diterapkan adalah dengan menerapkan nilai-nilai tarbiyah rasulullah yang akan membawa panji-panji kebenaran penyejuk hati yang bersifat adil dan kemudian berhasil mendirikan peradaban islamiyah yang ilmiah. Bukan hanya sekedar omongan di mimbar-mimbar ceramah dan jum’at saja tanpa ada membawa perubahan bagi penerapan dilapangan kehidupan. Alhasilnya metode tersebut dapat mengubah dan mendidik muslim menuju kesempurnaan tarbiyah millennium baru yang diredhai Allah SWT._insya Allah!

لًقًََدْ كاَنَ لًَكُمْ فِي رَسُوُلِِِ اللهِ اُسْوَةٌ حَسَنََةٌ
“Sungguh telah ada bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh suri tauladan yang baik”
((Al-Ahzab : 21


Use Original Identity

Nama                           :           ALFI YANDRA
Tempat/Tgl Lahir         :           Baruah Gunuang, 15 Januari 1993
Status                           :           Pelajar, Kelas XI (Prog. IA) MTI Canduang
Alamat                         :           MTI Canduang, Kab. Agam
Negeri Asal                  :           Baruah Gunuang, Payakumbuh
NIS                              :           16404
No.Hp/Telpon              :           085761710412
                                                085762818834
Kegiatan                      :           Lomba Karya Tulis IAIN Imam Bonjol PadangKehidupan Beragama di Daerahku”

Hormat            Penulis,

Alfi Yandra











“Polemik Kehidupan Beragama di Era Baru”

O
L
E
H

ALFI YANDRA

Pelangi Senja